Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan

Senin, 11 Oktober 2010

tegap senyap

ketenangan jiwa beriak tiba-tiba
saat aku mulai membenci saat-saat dimana
aku harus berdua saja denganmu

aku benci posisiku !
aku tertegap tepat di titik beku
dimana seluruh garis takdir saling tumpang tindih

di ujung pandang, jalan berkabut, piala terrenggut
jatuh dalam ratap dan mendakwakan ketidakpedulian
untuk kesekian kalinya
tapi tak mungkin pula kembali ke persinggahan terakhir
karena saat aku berbalik
aku baru menyadari
aku buta akan ingatan tentangnya
sama sekali tak tahu arah melangkah menuju jantungnya

lalu, kemana aku ?
masih di titik yang sama
berharap terbuka jalan di salah satunya
atau jalan baru dari kedua sisi hidup

Minggu, 06 Juni 2010

Nikmat Sembahyang

Selaksa embun maha sejuk
Menetes, membasah kalbu
Mendalam hingga ke lubuk
Ketika nafasku atas Nama-Mu
Tegak kudirikan sembahyangku
Di atas lima penjuru waktu
Menghadap, menyerah atas segala pilu
Segala haru biru, lenyap segala nafsu

Tersujud kening menyentuh bumi-Mu
Tangis tak habis tersapu
Bersenandung sejuta lagu
Tentang-Mu…
Allah-ku..
Hanya diri-Mu…

Meraja dan begitu berkuasa
Menyemikan hasrat sufi
Dalam hati hina dina ini
Dengan itikad baik
Langkah kaki diatas kuat iman
Dengan itikad baik
Ucap lisan menjaga Islam
Dengan itikad baik
Berlari menjauh dari jahanam
Dengan itikad baik
Menyongsong Darussalam


----------------------------------
the poem above the line was written long ago when I was in my earlier year on junior high school.
well, you can see how pure I was back then.
and now?
I'm so disgusting full of trash *nangiskejer*
Gapapa, ini lagi otw tobat kok.

Untuk Gaza

Seluncur kemilau putih
Membelah langit bersih
Mega mendung menyisih
Untuk kemudian berbuih
Meledak ! merusak !
Oleh bom langit terserak
Gaza tersedak
Awal pekat malam sesak
Kusimak tanpa lalai
Senandung menyayat
Jeritan rakyat
Meluas merata
Ke penjuru tanah juang intifada
Gemuruh jatuh
Langit ke tujuh
Buatku membeku
Lidah kelu
Menancap pada titik waktu
Bersiap menyerbu tanpa ragu
Alirkan darah ke setiap batu
Ketahuilah !
Meski kutiup awan kelabu
Kutemui semua hantu
Namun riwayat maha sendu
Tak beranjak dari Gaza malam itu