ketenangan jiwa beriak tiba-tiba
saat aku mulai membenci saat-saat dimana
aku harus berdua saja denganmu
aku benci posisiku !
aku tertegap tepat di titik beku
dimana seluruh garis takdir saling tumpang tindih
di ujung pandang, jalan berkabut, piala terrenggut
jatuh dalam ratap dan mendakwakan ketidakpedulian
untuk kesekian kalinya
tapi tak mungkin pula kembali ke persinggahan terakhir
karena saat aku berbalik
aku baru menyadari
aku buta akan ingatan tentangnya
sama sekali tak tahu arah melangkah menuju jantungnya
lalu, kemana aku ?
masih di titik yang sama
berharap terbuka jalan di salah satunya
atau jalan baru dari kedua sisi hidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar